Pilihan Indra Sjafri untuk memainkan pola bertahan dalam laga Vietnam hanya terasa salah karena hasil akhir tak sesuai keinginan. Pendekatan permainan bertahan ala Indra dalam laga Vietnam tak sepenuhnya salah bila melihat situasi dan perkembangan yang terjadi di lapangan.
Dengan keberhasilan mencetak gol cepat, Indra ingin memanfaatkan nafsu Vietnam untuk mencuri gol kedua, seperti halnya yang Skuat Garuda lakukan di laga lawan Thailand. Namun kali ini hal tersebut gagal.
Barisan pertahanan Indonesia tak kuat menahan gempuran-gempuran Vietnam dan akhirnya kalah 1-2 di akhir pertandingan.
Pertahanan Indonesia tak tampil solid seperti di dua laga sebelumnya. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
|
Dengan telah memainkan tiga pertandingan dan mengoleksi enam poin, Indonesia hanya tinggal menghadapi Brunei Darussalam dan Laos di sisa pertandingan. Di atas kertas, dua lawan ini adalah lawan-lawan yang bisa dikalahkan oleh Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan.
Dalam situasi saat ini, Indonesia tak hanya bisa sekadar berpikir menang. Mereka harus maju ke lapangan dengan pola pikir mengakhiri pertandingan dengan kemenangan besar.
Meski pola pikir ini bakal membebani, namun syarat itu harus benar-benar ditanamkan di dalam hati agar tak berubah jadi penyesalan di akhir babak penyisihan.
Kekalahan dari Vietnam tak melenyapkan peluang Indonesia untuk lolos dari babak penyisihan grup. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
|
Karena itu, Indonesia wajib menang dengan selisih gol yang besar dalam dua laga terakhir.
Vietnam dan Thailand bisa dikatakan sudah lebih dulu curi start. Vietnam mengumpulkan 12 gol dari dua laga lawan Brunei dan Laos. Thailand juga sudah mencetak tujuh gol dalam duel lawan Brunei dan akan menghadapi Laos di partai keempat.
Vietnam punya selisih gol +12, disusul Thailand (+8), dan Indonesia (+3). Tak ada cara lain agar bisa mengamankan diri, Indonesia harus panen banyak gol di dua laga tersisa.
[Gambas:Video CNN]
Menyerang dan Menyerang
Dalam tiga laga sebelumnya, Indonesia menerapkan strategi serangan balik yang efektif. Indonesia terbukti mampu memainkan skema tersebut berbekal kaki-kaki cepat pemain-pemain di Skuat Garuda.
Dengan menyadari kualitas Brunei dan Laos ada di bawah Indonesia, Indra bakal memainkan pola yang lebih menyerang di dua laga terakhir. Asnawi Mangkualam dan Dodi Alex Djin atau Firza Andika diyakini bakal lebih aktif diminta untuk naik membantu serangan.
Saddil Ramdani, Egy Maulana Vikri, dan Osvaldo Haay juga bakal tampil lebih menekan di lini pertahanan lawan. Ketiga pemain ini punya modal kecepatan yang diyakini bisa merepotkan lawan.
Indonesia harus tampil lebih ofensif pada dua laga tersisa. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
|
Duet gelandang jangkar yang sudah lama bermain bersama ini bisa menopang pemain-pemain muda untuk lebih fokus menyerang, menekan, dan menguasai permainan.
Berharap Tim Lain
Selain menyerang dengan tekad pesta gol, Indonesia bisa berharap pada tim lain untuk memperbesar peluang lolos dalam hal ini Singapura dan Vietnam.
Andai Vietnam dikalahkan Singapura di partai keempat, dan Indonesia serta Thailand memenangkan laga keempat mereka, Indonesia bakal punya posisi lebih menguntungkan dibandingkan dua negara tersebut di laga terakhir.Pasalnya di laga terakhir Indonesia bakal bertemu Laos sedangkan Vietnam akan menjalani duel hidup-mati melawan Thailand.
Indonesia juga bisa berharap lolos dengan bantuan tim lain. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
|
Namun ketimbang berharap pertolongan tim lain, Indonesia wajib membuka jalan menuju semifinal dengan kerja keras sendiri. Caranya dengan menang besar lawan Brunei dan Laos. Indonesia harus menggila di dua laga tersisa. (jal)
Olahraga - Terkini - Google Berita
December 02, 2019 at 08:48AM
https://ift.tt/37Sb2zH
Indonesia Harus Menggila untuk Lolos Grup Neraka SEA Games - CNN Indonesia
Olahraga - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2UxZr29
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Indonesia Harus Menggila untuk Lolos Grup Neraka SEA Games - CNN Indonesia"
Post a Comment